Coldplay : A Head Full Of Dreams Movie

AHFOD movie poster

Akhir Oktober lalu, Coldplay melalui akun-akun media sosialnya mengumumkan kalau mereka akan merilis sebuah film dokumenter yang akan ditayangkan secara serentak di seluruh dunia pada tanggal 14 November 2018, di lebih dari 2000 bioskop. Satu malam saja penayangannya, untuk menandai 20 tahun perjalanan karir mereka. Tentu saja ini merupakan sebuah kejutan untuk para penggemar Coldplay di seluruh dunia, termasuk saya. I was like, wah, udah 20 tahun aja ternyata mereka.

Saya sempat nothing to lose aja waktu tahu kalau film ini katanya nggak tayang di semua kota di Indonesia, apalagi biasanya Semarang sering dilewati kalau ada beginian. Kalau dapat tiket ya, nonton, kalau enggak dapat ya, sudah. Toh saya sudah berkesempatan menonton konsernya secara langsung, begitu pikir saya. Tapi begitu diumumkan kalau tiket presale sudah tersedia, saya langsung penasaran dan hunting HAHAHA! Singkat cerita, setelah cepet-cepetan cek jadwal bioskop, saya dan dua kakak perempuan saya akhirnya mendapat tiket nonton filmnya, di kota kami masing-masing. 14 November 2018, jam 7.30 malam. Oh ya, film ini tadinya cuma diputar di satu studio saja per kota, tapi lalu studio dan jam tayang di beberapa kota ditambah karena high demand.

One Love Manchester concert, UK - 04 Jun 2017

Film yang dimulai dengan rekaman percakapan antara Chris Martin dengan Mat Whitecross sang videographer ini sukses membuat saya histeris sampai menangis di tiga menit pertama. Saya sampai ditegur suami karna kelepasan teriak sedikit. Ini disebabkan karena saya terlalu baper tiap ada cuplikan adegan konser A Head Full of Dreams yang soooooooooo magical. Rasanya seperti kembali terseret di lautan kelap kelip cahaya wristband yang spektakuler itu. merinding!

Buat yang belum tahu, konser A Head Full of Dreams yang digelar sepanjang 18 bulan selama tahun 2016-2017 kemarin itu konon menjadi the third biggest tour of all-time (Forbes). Sungguh saya beruntung banget bisa ikutan nonton.

Dalam film yang lumayan bikin pusing ini – karena footage lawasnya memang diambil secara amatir di akhir 90an, dan waktu itu sepertinya  belum ada gimbal atau stabilizer – diceritakan bagaimana Coldplay terbentuk, first gig, ide pemilihan nama, konflik internal, pergantian manajer, kasus pribadi, serta perjuangan Coldplay yang dianggap band pinggiran sampai menjadi band besar seperti sekarang. Oh ya, gara –gara nonton film ini saya jadi tahu kalau seorang Chris Martin yang humble dan sweet itu ternyata bisa marah-marah dan misuh-misuh juga :-D.

16-coldplay-doc.w1200.h630

Film ini juga menceritakan tentang dua orang yang sangat berpengaruh dalam perjalanan karir Coldplay : Mat Whitecross sang videographer / film maker serta Phil Harvey, manajer sekaligus orang yang sering disebut-sebut sebagai anggota ke lima dari Coldplay. Kedua orang ini sering disebut tapi jarang disorot kamera.

Setelah menonton film ini saya jadi tahu kalau Coldplay termasuk salah satu band yang solid banget. Berawal dari teman kuliah (termasuk Phil dan Mat) 20 tahun lalu, dan bertahan sampai sekarang tanpa konflik yang berarti. Masa – masa berat seperti vakumnya Phil sampai membuat Coldplay kehilangan arah, krisis percaya diri yang dialami Will Champion, serta perceraian Chris yang ikut mempengaruhi anggota lain nyatanya juga malah membuat mereka semakin dekat secara personal. Benar-benar mengharukan. Berikut ini trailer filmnya.

Sebagai fans yang mengikuti kiprah mereka sejak album pertama, menonton film dokumenter ini membuat  perasaan saya  campur aduk. Ada rasa haru, kagum, bahagia, nangis…ditambah lagi semua penonton malam itu manis – manis banget deh. Semuanya diam menyimak tanpa melakukan aktivitas yang mengganggu.  Oh ya, film “satu malam” ini kabarnya ditonton oleh lebih dari 300ribu fans di seluruh dunia dan meraup pendapatan lebih dari 50 miliar. Wow!

Akhir kata, meskipun fans Coldplay sekarang ini banyakan anak muda alay nya dan sering dicibir karenanya, tentu saja hal tersebut tidak mengurangi kegemaran saya sama mereka. Kalau ada kesempatan serta rejeki, saya mau banget nonton konsernya lagi. Doain ya 😀

Tulisan tentang pengalaman saya nonton konser Coldplay A Head full of Dreams di Bangkok bisa dibaca di sini.